Wednesday, March 23, 2011

Saya dan Ayah

saya punya abang, nama abang saya Deno.
saya punya kakak, nama kakak saya Dini.
sedangkan nama saya Windy.
berkat perbedaan nama tersebut, abang dan kakak sering bilang,
"kau itu anak pungut. buktinya nama kau beda sendiri"

saudara-saudara juga sering bilang,
"kok nama windy beda sendiri ya? kenapa ga Dina atau apa kek? jangan-jangan windy bukan anak ayah?hahahaha"

selayaknya anak kecil biasa yang belum mengerti apa-apa, perkataan-perkataan itu jadi pikiran saya. mungkin waktu kecil uban pernah tumbuh dikepala saya karena saya banyak memikirkan perkataan saudara-saudara saya.

belakangan (bertahun-tahun kemudian (bayangkan ada berapa helai uban dikepala saya!)) saya menyadari, saya dan ayah punya banyak kesamaan.
antara lain :
saya dan ayah sama-sama berkulit coklat kehitam-hitaman.
saya dan ayah sama-sama suka sok tau.
saya dan ayah sama-sama tidak suka menunggu kalau sedang lapar.
saya dan ayah sama-sama suka beli barang yang sebenarnya tidak berguna.
saya dan ayah sama-sama suka lagu Boyzone.
saya dan ayah sama-sama suka nonton TV sambil nganga.
saya dan ayah sama-sama kalau ketawa suaranya bisa kedengeran sampe RT sebelah.
saya dan ayah sama-sama tempramen dan melampiaskan kemarahan sama siapa aja walaupun sebenarnya orang itu ga salah.
saya dan ayah sama-sama gampang masuk angin.
saya dan ayah sama-sama ga suka disuntik.
saya dan ayah sama-sama suka garing kalau sedang bercanda, kalau saya dan ayah sedang bercanda kami bisa bikin pabrik kerupuk.
saya dan ayah sama-sama suka kue putu, biarpun ayah ga pernah menjelajahi jalan picung demi kue putu.
saya dan ayah sama-sama bisa tidur kapan aja dan dalam posisi apa saja.

tapi,
saya dan ayah juga punya banyak perbedan.
kalau tidur ayah ngorok kencang sekali, sampe mama harus pingsan dulu baru bisa tidur disamping ayah, sedangkan saya tidak.
menurut ayah, perempuan merokok itu rendahan, sedangkan menurut saya, perempuan merokok itu keren, biarpun saya bukan perokok.
ayah suka band zivilia, sedangkan saya tidak.
ayah punya sifat pemberani, sedangkan saya tidak.
kalau ayah sudah mengambil keputusan, tidak ada orang yang boleh komentar apalagi tidak setuju, sedangkan saya selalu ingin berpendapat.

saya dan ayah ternyata punya banyak perbedaan.

tapi satu persamaan saya dengan ayah yang membuat semua perbedaan jadi tak berarti, yaitu:
ayah sayang saya dan saya sayang ayah.
benarkan, yah?

(oleh @windymariam di http://windymariamputri.blogspot.com/2010/07/saya-dan-ayah.html)

No comments:

Post a Comment