Wednesday, March 23, 2011

Ayah dalam Kenangan

Ayah dalam kenangan
Dua tahun sudah berlalu tapi serasa kau masih berada disini
Mendengar suaramu, melihatmu lagi, bicara denganmu lagi.
Kadang rindu ini begitu membuncah hanya doa yang bisa kusampaikan

Kenangan-kenangan begitu kental dalam ingatanku
sekental ikatan darah antara kita.

Setiap kali aku mendengar lagu sapu lidi aku teringat suara baritonmu
Setiap kali aku melihat sapu tangan itu, aku teringat kau melap mulut
kecilku yang berlepotan sambal sate
Setiap kali aku melihat Honda C7 merah, aku teringat kau memboncengku
keliling kota dan berakhir di depot es teler langganan kita

Kau bukan Ayah yang pandai mengekspresikan cinta dengan kata-kata
Namun setiap tindakan dan perbuatanmu adalah cinta
Kau bukan Ayah yang kaya raya
Namun sepanjang hidupku aku tak pernah merasa kekurangan
Kau Bukan ayah yang perkasa dan berotot baja
Namun selama kau ada aku merasa aman
Kau bukan Ayah yang suka melarang
Tapi sekali kau melarang pantang kumenentang karena itu kebenaran

Ingat dongeng-dongengmu tentang negeri seberang
dongengmu menginspirasiku untuk pergi kesana
Ingat majalah-majalah dan buku cerita yang kau ceritakan
menginspirasiku untuk menulis

Kau selalu membangkitkan semangatku disaat aku jatuh
Kau selalu menguatkan aku disaatku terluka
Kau selalu membuatku tersenyum saat sedih melanda

Yah, Piala dunia datang lagi
Tapi kau tiada lagi menemaniku menonton setiap pertandingan
Walau kadang ditengah pertandingan kudengar ngorokmu dan kau terbangun
saat aku ribut berteriak “Goal!”
Yah, sore ini aku minum teh, namun teh ini tak seperti buatanmu yang
warnanya coklat tua dengan dua sendok gula. Rasanya tiada duanya
karena dibuat dengan cinta.
teh ini tak sehangat perbincangan kita tentang apa saja yang terjadi
di sekitar kita atau tentang keseharianku.

Yah, aku ingat saat aku sakit, kamu rela hujan-hujanan tengah malam
mencarikan obatku.
Yah, aku ingat saat kau setia mengantar dan menjemputku disetiap
kegiatan sekolahku
Yah, aku ingat saat kau orang yg pertama menyambutku di Bandara
setelah 7 jam di atas Pasific.
Yah, kau hadir di momen-momen istimewa dalam hidupku
Yah, andai aku bisa terlahir kembali, tak ada yang kuinginkan selain
menjadi anakmu.
Yah, kau memang tidak sempura namun tapi bagiku engkau ayah yang
terbaik yang pernah kumiliki.
Aku bersyukur memiliki Ayah sepertimu.
Kau memang tak akan terganti
Hingga saat kita bertemu nanti
Happy Father’s day, I love you.

Untuk mengenang kepergian Ayahanda H.Gadjali dari ananda Misfah Khairina

(ditulis oleh Misfah Khairina http://partner-in-vain.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment