Wednesday, March 23, 2011

Papa Sampai Jam 8 Malam

Papa sampai jam 8 malam. 
tentunya, bukan Papa yg nyetir,
tapi uda Siregar
yg kantornya deket sama Papa di daerah Jakarta Pusat juga.
sudah beberapa minggu ini Papa ngga bisa nyetir,
kakinya belum berfungsi baik.
beliau harus dioperasi karena putusnya urat di otot kaki kiri akibat jatuh saat bermain bulutangkis.

aku membantunya membawa barang.

kemudian, aku lihat Papa turun dari mobil dibantu adikku, David.
sempat terdiam beberapa saat setelah melihat Papa.
ini pertama kalinya aku ketemu Papa setelah terakhir beliau datang ke kosanku yg lama,
mengunjungiku setelah kegiatan meeting di salah satu kantor cabang di Bandung.
aku belum pernah melihat beliau setelah dioperasi,
hanya contact lewat telepon karena kondisiku sulit pulang di akhir minggu.


untuk berjalan, Papa harus bertumpu pada 1 kakinya, kaki sebelah kanan ditambah dua kaki lain.
ya. tongkat maksudku.
berjalan dengan dua tongkat sejajar di depan
yg dikendalikan dua tangannya
diikuti kaki kanan yg melangkah dan ayunan kaki kiri dibalut gips.
dgn kondisi seperti itu,
semangatnya untuk bekerja sangat tinggi.
cuti tidak diambilnya dengan alasan "tidak ada yg akan menyelesaikan pekerjaanku."
beliau sungguh bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.


setelah membuatkan minum untuk Papa,
aku memperhatikan Mama dan David yang membantu Papa melepas kaos kaki
dan membasuh kaki Papa dengan air hangat.
aku mengelap percikan air yang ada di sekitar kaki Papa.
aku terus berpikir betapa sulitnya hari-hari yang harus dilalui Papa
sampai nanti gips itu akan dibuka.


tapi tidak ada keluhan dari bibirnya,
malah senyum yang terus-menerus aku lihat selama aku di rumah.
dibandingkan dulu,
aku merasa papa jauh lebih banyak tersenyum saat ini.
dan aku bahagia melihatnya :)
terlebih ketika Mama bercerita kalau Papa sudah mulai rutin berdoa setiap malamnya.
ini suatu hal yang luar biasa buat keluargaku,
karena sebelumnya Papa jarang meluangkan waktu untuk hal ini.




tak terasa mataku mulai berkaca-kaca,
aku naik ke atas, ke kamarku untuk mulai menenangkan diriku dan berdoa.
aku berdoa semoga Papa bisa segera pulih dan bulan depan gipsnya dilepas.
ngga ada satu pun kata yang bisa ku ungkapkan selain bersyukur, bersyukur, dan bersyukur pada Tuhan.
doaku Tuhan jawab,
aku rindu melihat Papa menjadi pribadi yang lebih hangat dan tidak banyak marah karena hal-hal kecil.
Tuhan nyatakan itu atas keluargaku,
lebih dari yang aku pikirkan.


thanks for everything, o God :)
I ♥ you, Pa, Ma.
I ♥ you, Grace, David, Bastian.
I ♥ you, my beloved family.





"cepet pulih, Pa.. Pngen liat Papa bisa jalan normal lg tanpa tongkat.. ♥ u, Pa :')"

catatan dari seorang anak yang selalu mengasihi orangtuanya
lots of ♥,
Hana Raisa.


aku percaya rancangan Tuhan indah buat keluargaku.
dan aku mau selalu turut dalam rencana-Nya.


Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


-------------------------------------------------------------------

tulisan ini ditulis di bulan-bulan awal tahun 2009.
Papa sudah bisa jalan seperti biasa saat ini,
mohon doanya supaya Papa bisa pulih total :)

Tuhan yang selalu menguatkan aku dan keluargaku 

Hana Raisa ツ


1 comment:

  1. trims ka Theo :)
    tapi diquote malah susah dinaca jadinya yah kak, hehe.. kalo boleh,tolong di un-quote aja kak supaya lebih mudah dibacanya ;)
    trims kak, Gbu :*

    ReplyDelete