Untuk laki-laki yang kucintai dalam diam. Untuk papahku. Kali ini kutulis surat cinta untukmu. Kau pasti tak tahu,tak akan pernah tahu mungkin bahwa aku menulis untukmu. Sore ini kau telepon dan berujar dari sana: “Hari ini papah nggak jemput, jangan marah ya”. Ah, jagoanmu tak pernah marah hanya karena tak dijemput.
Lihatlah, sosokmu semakin menua. Memang tak ada uban,tapi rambut hitammu mulai menipis. Dan masih saja galak. Masih saja melarang-larangku. Masih rela menjemput dan mengantarku ke mana-mana. Kau bilang, kasihan kalau aku harus berdesakan di angkutan. Aku kembali berkaca-kaca dan air hangat tegak lurus di pipiku. Kau tak pernah minta dibelikan apa-apa, walau kini aku bisa menjajanimu.
Pah, aku benci kau dulu. Ketika aku tak pernah boleh berambut panjang. Ketika kau selalu belikan aku sandal berkulit hitam. Dan bukan selop seperti gadis kecil lainnya. Aku juga tak pernah boleh memiliki barang berwarna pink. Ketika kau selalu bilang, kalau perempuan lain seusiamu bisa melewati jalan licin ini sendirian, kenapa kau tidak. Ketika aku mewariskan tubuh jangkungmu, semua anak-anak lain mengejekku. Ketika rambut pendekku menjadi bahan tertawaan hanya karena kau yang selalu menarik tanganku setiap bulan ke tukang cukur. Aku benci kau, dulu.
Itu dulu pah, sebencinya aku padamu.. Tak pernah kuucap marah. Tak perlu kau cium keningku setiap ulang tahunku. Tak perlu pula kau tahu siapa kekasihku sekarang, yang penting kau nanti ada menyaksikan ijab kabulku dengannya. Buatku, cintamu tak terlihat tapi ada. Aku mau kau hidup selama mungkin, menyaksikan anak gadismu satu-satunya yang dulu badung ini berproses banyak.
Pah, kalau dadamu sakit minumlah obat yang dari dokter itu. Jangan kau malas. Sayangnya aku tak pernah tahu kalau kau pergi berkunjung ke dokter, tak bisa pula menemanimu masuk ke ruangan praktek dan bertanya tentang banyak hal seperti yang kau lakukan dulu waktu aku sakit. Kau cuma beritahu jika sudah menebus obat, sebelumnya tak pernah beritahu.
Pah, susu kalsiumnya juga harus rajin kau minum. Tulang yang Tuhan berikan termakan usia, tak lagi kuat. Jangan pula kau malas minum air putih. Aku tak bisa awasi setiap saat. Tapi menjadi orang pertama yang khawatir jika tahu kau sakit.
Orang bilang benci dengan cinta bedanya tipis. Dan biar saja kucintai kau dalam diam. Tak perlu banyak orang yang tahu…
Ps: Ditulis untuk anak perempuan kesayangan papah/ayah/ bapak/abah/baba
(ditulis oleh @IedaTeddy di http://bungaliar.tumblr.com/post/3980503165/surat-cinta-untuk-papah-laki-laki-yang-kucintai-dalam)
No comments:
Post a Comment