Baru saja saya memikirkan tentang Papa, mata ini sudah berkaca-kaca. Saya paling sensitif apabila disinggung mengenai hal ini.
Papa dimata saya adalah seseorang yang paling berharga, paling dari segala paling yang ada di dunia. Sejak kecil, Papa lah yang selalu membantu saya dalam hal apapun. Dari yang besar sampai kecil sekali pun. Mungkin karena hal itu, saya jadi begitu manja kepadanya.
Kebiasaan itu berlanjut sampai saya menginjak masa remaja dan dewasa sekarang. Papa selalu memerhatikan saya dan adik saya. Dulu, ketika kami masih kecil, kami sangat takut dengan Papa. Di mata kami, Papa adalah sosok yang galak dan mudah marah. Tapi, semua kegalakan Papa ketika kami kecil memang ada sebabnya. Kami sering nakal, tidak mau diatur, dan sering melanggar peraturan yang dibuat sama Papa. Ketika kami remaja, barulah kami mengerti bahwa ajaran Papa memang berguna untuk kami. Sekarang kami jadi tahu mana perbuatan yang benar dan salah, Papa tidak lagi menggalaki kami seperti dulu karena menurutnya kami sudah cukup dewasa.
Papa tidak banyak bicara, tapi berindak.
Papa tidak banyak ngomel, tapi kami takut.
Papa tidak banyak peraturan, tapi kami patuh.
Ya, itulah Papa.
Sebetulnya saya tidak ingat persis kejadian ketika saya pertama kali masuk TK. Dulu saya termasuk anak kecil yang cengeng dan penakut. Kata Papa, Ketika di dalam kelas, saya terus merengek memanggil-manggil namanya dan selalu mengecek dari dalam kelas melalui jendela kelas bahwa Papa masih ada di luar menungguku. Hal itu membuat saya tenang.
Lalu ketika saya masuk SMP dan SMA papa lah yang mengantar saya daftar ke sekolah yang saya tuju, bahkan sampai saya masuk ke Universitas pun, papa sampai harus izin kerja demi mengantar saya melihat universitas yang akan saya tempati. Semua saya lakukan bersama Papa. Tidak heran kalau beliau begitu dekat danberharga untuk saya.
Alasan kami begitu dekat karena….
Papa setiap pagi membelikan saya sarapan.
Papa selalu menjemput saya kalau pulang malam.
Papa tahu kalau saya suka sarapan gado-gado tiap hari minggu.
Papa mau nemenin saya ke dokter muka malem-malem
Papa tahu brand pakaian favorite saya, Logo
Papa paling sabar ngurus kucing saya si Ella dan Ello walaupun tiap hari mama selalu ngomel krn gk suka kucing.
Papa paling bias meredakan amarah kalau saya dan mama berbeda pendapat.
Papa paling tidak bisa melihat saya merengek sampai nangis
Mungkin karena alasan itulah secara tidak sadar, saya mendambakan sosok pria seperti Papa. Terkadang kalau pacar saya tidak memperlakukan saya seperti Papa memperlakukan saya, pasti langsung saya bandingkan. Sebesar itukah pengaruh Papa untuk hidup saya? Ya, memang sangat besar pengaruh beliau di hidup saya.
Papa, I LOVE YOU
(ditulis oleh Pradiptia Utami di http://pradiptia.blogspot.com/2011/03/bercerita-tentan-papa.html)
No comments:
Post a Comment