Jam dinding baru saja berdentang 12 kali. Sudah berganti hari rupanya. Sudah jadi 21 maret. Ah, ini hari kesukaanku.
Sudah 25 tahun sejak 1986.
Sekarang ini sudah masuk tahun ke-25ku. Rasanya tak banyak berubah. Aku masih berteduh dibawah atap yang sama dengan Romo. Sama seperti pada tahun 1986. Juga seperti di tahun 2000 kemarin. Tapi pada kenyataannya, sudah ribuan detik yang berlalu. Dan banyak yang tak lagi sama.
Satu yang tak berubah. Aku masih dan selalu jadi anak perempuan kecil Romo. Yang selalu mencari dan memanggil Romo. Masih jadi anak kecil manjanya Romo.
Sudah 25 tahun Romo terus bimbing aku. Di wajahnya se karang sudah mulau tampak raut-raut lelah. Tapi belum pernah aku lihat beliau putus asa. Aku iri dengan keteguhan hatinya. Aku sendiri mungkin sudah akan menyerah saat tersandung batu pada langkah ke-10 dari ribuan langkah perjalanan panjang yang harus aku tempuh.
Aku sering sekali ingin menangis melihat gurat-gurat letih beliau. Rasanya ingin aku gantikan saja posisinya. Biar Romo bisa bersantai saja dirumah. Bermain rubik, atau bercanda dengan kucing-kucing kesayangannya. Tapi nyatanya, sampai hari ini aku masih belum bisa. Aku masih lemah. Aku masih gagal.
Ah, mengingatnya saja sudah membuatku berlinang air mata.
Romo itu tempat berlabuhku. Entahlah bagaimana jadinya aku tanpa beliau. Mungkin jalanku akan terseok-seok. Aku pasti tersesat di dunia ini. Kalau tanpa tuntunannya, dan 25 tahun hidupku yang sudah dibangunnya dengan sempurna, aku pasti sudah terkapar, tak berdaya, duduk menangis meraung-raung di tepi jalan. Kehilangan arah. Tak punya petunjuk. Aku tidak mau melepaskan genggaman tangannya. Tidak hari ini, tidak juga besok. Sampai kapanpun juga tetap tidak. Tak peduli berapapun usiaku nanti.
Di mataku, Romo masih tetap tampan, masih gagah. Begitu aku selalu memandangnya. Selalu buat aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada keabadian cintanya yang ditumpahkan padaku. Aku ingin terus bisa menjaga cinta itu. Selamanya. Terhitung sejak denyut nadiku yang pertama, hingga yang terakhir.
Ada tidak ya yang mencintaiku seperti Romo? Apa ada yang bisa membuat aku merasa dicintai dan menjadikan aku ingin terus mencintainya tanpa henti seperti yang aku selalu rasakan dari Romo? Kalau ada, aku akan kenalkan pada Romo. Dan aku akan genggam tangannya tak kalah erat dengan milik beliau.
Ini 21 maret 2011. Ini ulang tahunku yang ke-25. Rasanya aku ingin memeluk beliau, lalu mengatakan, "Aku sayang Romo. Terimakasih sudah membuat roda kehidupanku terus berputar tanpa henti."
(oleh @martesiaaa di http://martesiaklarissa.blogspot.com/2011/03/25-tahun_7200.html)
No comments:
Post a Comment