Membaca project anak perempuan dan ayahnya, jadi teringat saat waktu yang panjang bersama ayah selama beberapa puluh tahun ini. Ayah selalu memperlakukan aku sebagai putri kecilnya meskipun sekarang aku telah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa. Ia selalu mengirimkan pesan pendek ataupun menelfonku ketika aku belum kunjung pulang kerumah padahal hari sudah malam. Ia selalu masih mencium dahiku ketika ia hendak pergi bekerja. Ia juga masih selalu memanjakanku ketika aku sakit dan selalu mempermainkanku seakan aku adalah gadis kecilnya yang berumur 7 tahun .
Sangat hangat sekali punggungnya, saat ia menggendongku yang sakit dengan paniknya, punggung yang hangat dan nyaman yang selalu aku rindukan setelah aku sadar sekarang ayah tak mungkin menggendongku lagi karena aku sudah tumbuh besar. Ayah selalu bilang ia tak akan pernah menangis setelah masa kecilnya yang menyedihkan telah banyak membuatnya menangis di dalam hati. Ia adalah ayah yang hebat, ayah yang dibesarkan oleh seorang ibu single parents yang ditinggalkan ayahnya. Aku masih ingat ketika ayah bercerita masa kecilnya yang menyakitkan ia tersenyum, dan berkata padaku "ayah tidak akan membiarkan kamu merasakan hal yang pernah ayah rasakan dulu, ayah tak akan pernah meninggalkanmu". saat itu aku yang menangis, aku memeluknya tapi ia hanya berkata, jangan cengeng ayah disini, dan ayah tak menangis.
Aku masih ingat saat aku sakit, tubuhku tak bisa digerakan dengan normal karena pembekuan darah, mama membawaku ke RS, saat itu ayah tak sedang dirumah dan mama menelfonnya untuk segera datang ke RS. Aku yang merasa antara hidup dan matipun ingin sekali melihat kedua orang tuaku ada ditempat agar apabila tuhan mengambil nyawaku saat itu aku tenang ada kedua orang tuaku disana. dan tak lama ayah datang. Keringat di dahinya dan tanggannya yang kedinginan menggenggam tanganku. Aku mengucap satu kata saat itu ku katakan "ayah". Ia kemudian melepaskan tangannya dariku, dan pergi entah kemana bersama ibuku ketika perawat itu membawaku keruangan lain.
Setelah aku sembuh, mama yang menungguiku, ia berkata, "aku baru pertama kali melihatnya menangis, ketika kau sakit". aku terhentak, ayahku yang tak pernah menangispun menangis karnaku saat itu?. "ia merasa gagal ketika melihat kau terbaring tak berdaya dirumah sakit ini, ia merasa tak berguna ketika tidak bisa membuatmu lebih baik". mama berbicara lagi padaku.
aku terdiam dan menangis, "ayah" ingin sekali kau ada disini, ingin sekali aku meminta maaf telah membuatmu kawatir sampai kau menangis, Tuhan aku ingin sekali memeluknya.
Dan kau tau apa doanya saat itu, ia berdoa pada tuhan "pindahkanlah rasa sakit yang anakku rasakan padaku, aku sangat iklas". Ayahku yang tak pernah menangis, kau tau, aku sangat mencintaimu terlebih dari kau mencintai aku. Terima kasih telah menangis untukku, ayah.
(oleh @loveinna_vina di http://lovefoolstory.blogspot.com/2011/03/ayah-tak-pernah-menangis.html)
No comments:
Post a Comment