Besok hari ulang tahunku, yang lagi-lagi jauh dari keluarga. Ini tahun ke 3 sekaligus tahun terakhir aku merantau, insya allah. Merantau jauh dari rumah, jauh juga dari papa.
Sejak kecil aku dekat sekali dengan papa. Walaupun tidak selalu bertemu sih, tapi banyak memori manis yg bisa kukenang. walaupun jarang sekali aku utarakan. Tapi aku selalu kangen papa. Selalu. Terutama di saat jauh terbelah 2 negara seperti ini. Inginnya papa di sini. Membangunkanku pagi hari, atau menggodaku sesekali. Melihatmu tersenyum setiap hari. Mendengar suaramu setiap saat.
Duh pa, aku kangen papa. Selalu kangen papa. Hanya gengsiku terlalu besar untuk bilang.
Duh pa, aku kangen papa. Makin kangen setelah nonton beberapa film tentang ayah dan anak perempuannya. Membuatku tercenung di akhir cerita, lalu berurai air mata, tanpa sempat bisa kutahan.
Duh pa, lagi-lagi aku kangen papa. Ingin telfon dan bercerita, tapi sudah terlalu malam, pasti papa sudah tidur karena lelah. Besok pagi papa pasti telp untuk ngucapin selamat ulang tahun lengkap dengan pesan dan doa-doa. Yang pasti membuatku tiba-tiba sedih, karena tak bisa merayakan hariku tanpa papa.
Inginnya papa di sini. Seperti tahun lalu. Menyempatkan kemari, jauh-jauh di sela-sela hari sibukmu yang luar biasa. Menyempatkan kemari, walau hanya sempat mentraktirku sushi dan jalan-jalan di sekitar KL karena waktumu hanya sehari. Kita bahkan tak sempat berfoto bersama.
Tuh, tuh kan. Aku menangis lagi. Aku kangen papa. Besok umurku 23 tahun. Sudah besar. Sudah dewasa. Seharusnya sudah tak pantas lagi menangis untuk hal kecil seperti ini. Tapi buktinya, aku masih gadis kecilmu, yang menangis tertahan ketika kau memelukku. Aku masih menangis walaupun sembunyi-sembunyi ketika kau melambaikan tangan perpisahan ketika mengantarku pertama kali ke Malaysia. Aku bahkan berpikir ingin pulang saja denganmu, membatalkan sekolah jauh-jauh. Aku masih ingin menangis sesegukan ketika kau mencium keningku setelah mencium pipi kiri-kanan saat sungkeman setiap lebaran tiba. Aku masih menangis di malam hari, ketika aku merasa kangen rumah. Kangen papa memelukku saat aku ketakutan tidur sendirian. Aku bahkan bisa menangis ketika mendengar lagu 'Yang terbaik bagimu' yang di nyanyikan oleh Ada band dan Gita Gutawa.
Paa, walaupun umurku sudah 23 tahun, ternyata aku masih tetap gadis kecilmu. Kalau sekarang saja aku masih menangis dengan sentuhan-sentuhan kecilmu, bagaimana aku bisa menahan air mata saat kau duduk di pernikahanku kelak?
Duh pa, aku kangen. Ingin bilang tapi selalu gengsi. Makanya lebih mudah kutuliskan, sambil belajar mengucapkannya, tanpa berurai air mata.
Paa, tunggu gadis kecilmu beranjak dewasa yaa.. tunggu sebentar lagi. Aku ingin membuatmu bangga dan bahagia suatu saat nanti. Melihatmu tersenyum dan berkata, "Gadis kecilku sudah besar sekarang, dan aku bangga padanya.."
I love you, Dad ...
I miss you, Dad ...
And I always do...
(ditulis oleh @fienna_nurhadi di http://ceritasiperihutan.blogspot.com/2011/03/love-letter-18-aku-masih-gadis-kecilmu.html)
No comments:
Post a Comment